Abstrak

Bulimia nervosa adalah gangguan perilaku makan yang ditandai dengan episode makan berlebihan yang diikuti oleh upaya untuk menghindari kenaikan berat badan, sering melalui perilaku kompensasi seperti muntah, penggunaan pencahar, atau olahraga berlebihan. Gangguan ini memiliki dampak yang merusak pada tubuh, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Manifestasi klinis dari bulimia nervosa sering kali dapat dilihat pertama kali di rongga mulut, di mana kerusakan gigi dan jaringan lunak dapat menjadi indikator penting dari kondisi tersebut. Artikel ini akan membahas komplikasi medis bulimia nervosa pada tubuh secara keseluruhan, serta dampak spesifiknya pada kesehatan rongga mulut.

Kata Kunci: Bulimia nervosa, komplikasi medis, rongga mulut, gigi, gangguan makan.


Pendahuluan

Bulimia nervosa merupakan salah satu gangguan makan yang paling umum terjadi pada remaja dan wanita muda. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), bulimia nervosa didefinisikan oleh pola makan berlebihan yang diikuti dengan tindakan kompensasi untuk mencegah peningkatan berat badan, seperti muntah paksa, penggunaan obat pencahar, atau olahraga berlebihan. Gangguan ini memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan fisik dan psikologis seseorang, dan sering kali melibatkan masalah dengan citra tubuh dan perasaan cemas atau depresi.

Meskipun efek kesehatan yang paling terlihat dari bulimia nervosa adalah penurunan berat badan yang dramatis, gangguan ini juga memengaruhi berbagai sistem tubuh, termasuk sistem kardiovaskular, endokrin, pencernaan, dan bahkan sistem mulut. Manifestasi klinis bulimia nervosa seringkali pertama kali ditemukan di rongga mulut, yang dapat membantu dalam diagnosis dini dan pencegahan komplikasi lebih lanjut.


Komplikasi Bulimia Nervosa pada Tubuh

1. Gangguan Elektrolit dan Dehidrasi

Muntah yang dilakukan secara berulang dapat menyebabkan hilangnya cairan tubuh yang signifikan, mengarah pada dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, termasuk kadar kalium, natrium, dan klorida yang rendah. Ketidakseimbangan elektrolit ini dapat menyebabkan aritmia jantung, kejang, kelemahan otot, dan bahkan kematian mendadak dalam kasus yang parah. Gangguan elektrolit adalah salah satu komplikasi medis yang paling berbahaya yang terkait dengan bulimia nervosa.

2. Masalah Kardiovaskular

Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit yang dihasilkan dari muntah yang berulang dapat mempengaruhi fungsi jantung. Penurunan kadar kalium dalam darah (hipokalemia) dapat menyebabkan aritmia jantung yang berbahaya, bahkan mengarah pada sindrom aritmia fatal. Selain itu, metabolisme tubuh yang terganggu dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, bradikardia (detak jantung lambat), dan kegagalan jantung dalam kasus yang parah.

3. Gangguan Hormon dan Sistem Endokrin

Pada penderita bulimia nervosa, sering kali terdapat gangguan pada fungsi hormonal, yang dapat mengarah pada ketidakteraturan menstruasi (oligomenore atau amenore) pada wanita. Gangguan ini terjadi akibat rendahnya kadar estrogen yang disebabkan oleh penurunan berat badan yang ekstrem dan stres tubuh akibat pola makan yang tidak teratur. Selain itu, kadar hormon tiroid juga dapat terganggu, memperburuk metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko osteoporosis.

4. Gangguan Pencernaan

Penyalahgunaan pencahar dan muntah paksa dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan, termasuk gastroesophageal reflux disease (GERD), peradangan esofagus, dan ulkus lambung. Penggunaan pencahar yang berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan dan memperburuk gangguan pencernaan. Selain itu, pembengkakan kelenjar ludah, yang sering terjadi akibat muntah berulang, juga dapat menjadi tanda fisik dari gangguan makan ini.


Manifestasi Klinis Bulimia Nervosa pada Rongga Mulut

1. Erosi Gigi Akibat Muntah

Salah satu manifestasi mulut yang paling sering terlihat pada penderita bulimia nervosa adalah erosi gigi. Muntah berulang membawa asam lambung yang sangat asam ke dalam rongga mulut, yang dapat mengikis lapisan enamel gigi. Akibatnya, gigi menjadi lebih sensitif, permukaan gigi terlihat lebih tipis, dan ada penurunan estetika gigi akibat hilangnya enamel. Area yang paling sering terpengaruh adalah permukaan gigi belakang (gigi molar dan premolar), yang langsung terpapar asam lambung.

Penting untuk mencatat bahwa erosi gigi akibat muntah pada bulimia nervosa bisa sangat parah, bahkan menyebabkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki pada struktur gigi. Dalam beberapa kasus, gigi bisa kehilangan bentuk dan fungsi yang normal, yang dapat memengaruhi kemampuan pasien untuk makan dan berbicara dengan nyaman.

2. Pembengkakan Kelenjar Ludah (Sialadenosis)

Muntah yang sering terjadi pada pasien dengan bulimia nervosa dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis. Kondisi ini dikenal sebagai sialadenosis, yang ditandai dengan pembesaran kelenjar ludah yang tidak disertai dengan infeksi. Pembengkakan ini biasanya terjadi karena stres yang disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur dan muntah berulang. Pembengkakan parotis dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan penurunan kenyamanan saat berbicara atau mengunyah.

3. Stomatitis dan Radang Gusi (Gingivitis)

Pasien bulimia nervosa sering mengalami stomatitis (radang pada jaringan lunak mulut), yang dapat memanifestasikan dirinya dalam bentuk luka atau ulkus di rongga mulut. Selain itu, peningkatan plak gigi dan penurunan kebersihan mulut menyebabkan risiko tinggi gingivitis dan periodontitis (radang gusi dan jaringan penyangga gigi). Gingivitis menyebabkan gusi menjadi merah, bengkak, dan berdarah, yang dapat berujung pada kehilangan gigi jika tidak segera ditangani.

4. Mulut Kering (Xerostomia)

Xerostomia, atau mulut kering, adalah keluhan yang umum pada pasien bulimia nervosa. Hal ini terjadi karena dehidrasi akibat muntah berulang serta pengurangan aliran air liur yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu (seperti obat penekan nafsu makan) atau ketidakseimbangan hormon. Mulut kering meningkatkan risiko infeksi mulut, kesulitan menelan, dan penurunan rasa di mulut, yang membuat kualitas hidup pasien menjadi terganggu.


Perawatan dan Pengelolaan Masalah Mulut pada Penderita Bulimia Nervosa

1. Pendidikan tentang Kesehatan Mulut

Penting bagi penderita bulimia nervosa untuk mendapatkan pendidikan tentang pentingnya kebersihan mulut yang baik. Menggosok gigi setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride, menggunakan benang gigi, dan berkumur dengan obat kumur antibakteri dapat membantu mengurangi risiko kerusakan gigi dan infeksi gusi. Selain itu, disarankan agar pasien berkumur dengan air setelah muntah untuk mengurangi efek asam pada gigi.

2. Pengelolaan Erosi Gigi

Bagi penderita yang mengalami erosi gigi, pengelolaan lebih lanjut mungkin termasuk perawatan restoratif seperti penambalan gigi atau penggunaan veneer porselen untuk melindungi permukaan gigi yang telah tergerus. Penting untuk mendapatkan perawatan gigi secara rutin untuk memantau kerusakan gigi yang terjadi.

3. Terapi untuk Xerostomia

Untuk menangani mulut kering, penderita dapat dianjurkan untuk menggunakan pelega mulut seperti gel atau semprotan pelembap yang dapat membantu meningkatkan kenyamanan mulut. Mengunyah permen karet bebas gula atau mengonsumsi air secara teratur juga bisa membantu merangsang produksi air liur.

4. Pemantauan oleh Profesional Kesehatan

Karena bulimia nervosa mempengaruhi banyak aspek kesehatan, pengelolaan jangka panjang memerlukan pendekatan tim medis yang mencakup dokter gigi, ahli gizi, psikolog, dan psikiater. Terapi psikologis seperti terapi perilaku kognitif dapat membantu pasien mengatasi perilaku makan yang tidak sehat dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka.