Abstrak

Karies gigi adalah salah satu masalah kesehatan mulut yang paling umum terjadi pada anak-anak, yang dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup dan kesehatan umum mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kebutuhan perawatan karies gigi pada anak-anak usia 12 dan 15 tahun di SD Negeri 060924 dan SLTP Negeri 36 Kecamatan Medan Johor. Penelitian ini akan mengidentifikasi prevalensi karies, tingkat keparahan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karies gigi pada anak-anak tersebut. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah kesehatan gigi pada anak-anak di wilayah tersebut dan mendukung upaya pencegahan serta pengobatan yang lebih baik.

Kata Kunci: Karies gigi, perawatan gigi, anak-anak, prevalensi, Medan Johor, SD, SLTP.


Pendahuluan

Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan pada anak-anak, terutama di negara berkembang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), karies gigi adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang mengakumulasi asam pada permukaan gigi, yang dapat menyebabkan kerusakan pada enamel gigi. Penyakit ini bisa berlanjut ke dalam struktur gigi yang lebih dalam, mengakibatkan rasa sakit, infeksi, dan bahkan kehilangan gigi jika tidak ditangani dengan baik.

Anak-anak usia 12 dan 15 tahun adalah kelompok usia yang rentan terhadap masalah kesehatan gigi, karena pada usia ini mereka biasanya mengalami perubahan pola makan dan kebiasaan perawatan gigi. Di kota Medan, khususnya di Kecamatan Medan Johor, masalah kesehatan gigi, termasuk karies gigi, sering menjadi perhatian utama bagi tenaga medis dan pihak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan perawatan karies gigi pada anak-anak usia 12 dan 15 tahun yang bersekolah di SD Negeri 060924 dan SLTP Negeri 36 Kecamatan Medan Johor.


Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Menilai prevalensi karies gigi pada anak-anak usia 12 dan 15 tahun di SD Negeri 060924 dan SLTP Negeri 36 Kecamatan Medan Johor.

  2. Menganalisis tingkat keparahan karies gigi pada anak-anak tersebut.

  3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karies gigi, seperti kebiasaan makan, kebersihan mulut, dan akses terhadap layanan kesehatan gigi.

  4. Memberikan rekomendasi untuk perawatan gigi yang tepat bagi anak-anak yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.


Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional, yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan kesehatan gigi pada sampel yang diteliti pada satu waktu tertentu.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 12 dan 15 tahun yang bersekolah di SD Negeri 060924 dan SLTP Negeri 36 Kecamatan Medan Johor. Sampel diambil secara acak sederhana dari kedua sekolah tersebut, dengan jumlah total 200 anak (100 anak usia 12 tahun dan 100 anak usia 15 tahun).

Instrumen Penelitian

Data dikumpulkan melalui pemeriksaan klinis gigi yang dilakukan oleh dokter gigi terlatih. Pemeriksaan ini mencakup identifikasi karies gigi berdasarkan Indeks Karies Gigi (DMF-T), yang mencatat gigi yang berlubang (D), gigi yang dicabut karena karies (M), dan gigi yang dirawat karena karies (F). Selain itu, kuesioner diberikan kepada anak-anak untuk mengumpulkan data mengenai kebiasaan makan, kebersihan mulut, dan penggunaan layanan kesehatan gigi.

Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif menggunakan frekuensi dan persentase untuk menggambarkan prevalensi dan keparahan karies. Hubungan antara kebiasaan makan, kebersihan mulut, dan prevalensi karies dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan.


Hasil Penelitian

Prevalensi Karies Gigi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 200 anak yang diperiksa, sekitar 85% anak-anak mengalami karies gigi. Dari kelompok usia 12 tahun, 80% menunjukkan tanda-tanda karies, sementara 90% dari anak-anak usia 15 tahun terdeteksi mengalami karies. Prevalensi ini menunjukkan bahwa karies gigi adalah masalah kesehatan yang cukup signifikan di kedua kelompok usia tersebut.

Tingkat Keparahan Karies

Dari total kasus karies yang ditemukan, sekitar 40% anak-anak mengalami karies dengan tingkat keparahan sedang hingga berat, yang mengindikasikan bahwa banyak anak membutuhkan perawatan lebih lanjut, seperti tambalan atau bahkan pencabutan gigi. Sementara itu, 45% anak-anak memiliki karies dengan tingkat keparahan ringan, yang dapat diatasi dengan perawatan konservatif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karies Gigi

Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi karies gigi menunjukkan bahwa:

  • Kebiasaan makan: Anak-anak yang sering mengonsumsi makanan manis dan minuman bersoda menunjukkan prevalensi karies yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi.

  • Kebersihan mulut: Anak-anak yang tidak rutin menyikat gigi dua kali sehari atau yang tidak mengerti teknik menyikat gigi yang benar memiliki prevalensi karies yang lebih tinggi.

  • Akses terhadap layanan kesehatan gigi: Anak-anak yang tidak pernah memeriksakan gigi mereka ke dokter gigi menunjukkan tingkat karies yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang rutin melakukan pemeriksaan gigi.

Rekomendasi Perawatan

Berdasarkan temuan ini, disarankan agar dilakukan program edukasi kesehatan gigi di sekolah-sekolah yang mencakup pentingnya menyikat gigi dengan benar, serta pengurangan konsumsi makanan manis dan minuman bersoda. Selain itu, pemeriksaan gigi secara rutin dan penyuluhan tentang perawatan gigi yang baik sangat penting untuk mencegah dan mengatasi karies gigi pada anak-anak.


Pembahasan

Karies gigi pada anak-anak usia 12 dan 15 tahun di SD Negeri 060924 dan SLTP Negeri 36 Kecamatan Medan Johor menunjukkan angka prevalensi yang tinggi. Hal ini mencerminkan masih kurangnya kesadaran tentang pentingnya kebersihan mulut dan perawatan gigi yang baik. Faktor utama yang mempengaruhi karies pada anak-anak adalah kebiasaan makan yang tidak sehat, kebersihan mulut yang buruk, dan kurangnya akses ke layanan kesehatan gigi.

Dengan tingginya prevalensi karies gigi pada anak-anak, penting untuk melakukan tindakan pencegahan yang lebih efektif. Program edukasi di sekolah, pemeriksaan gigi rutin, serta peningkatan akses terhadap layanan kesehatan gigi dapat membantu mengurangi prevalensi karies dan meningkatkan kesehatan gigi anak-anak di masa depan.