Kemajuan teknologi dalam dunia medis terus melaju pesat, salah satunya adalah munculnya bedah robotik (Robotic Surgery). Sistem robotik ini memungkinkan dokter melakukan prosedur bedah dengan presisi tinggi, invasif minimal, dan seringkali dengan pemulihan pasien yang lebih cepat. Namun, di balik efisiensi dan inovasinya, bedah robotik juga memunculkan tantangan baru, terutama dari sisi etika dan persiapan tenaga medis. Dalam konteks ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memiliki peran krusial dalam menyiapkan dokter untuk era operasi berbantuan robot.

Bedah robotik mengubah lanskap praktik bedah secara fundamental. Dokter kini tidak lagi memegang instrumen bedah secara langsung, melainkan mengoperasikan lengan robotik dari konsol, mengandalkan visualisasi 3D yang diperbesar. Ini menuntut kurva pembelajaran yang curam dan adaptasi keterampilan yang berbeda. Isu etika juga muncul, seperti tanggung jawab jika terjadi malpraktik (apakah pada dokter, produsen robot, atau tim teknis?), masalah bias algoritma AI pada sistem robotik, serta pertanyaan tentang kapan intervensi robotik dianggap etis dan menguntungkan pasien.

IDI, sebagai penjaga standar profesi kedokteran, harus proaktif dalam menghadapi era ini. Pertama, IDI perlu merumuskan standar kompetensi dan kurikulum pelatihan yang komprehensif untuk bedah robotik. Ini tidak hanya mencakup keterampilan teknis mengoperasikan robot, tetapi juga pemahaman mendalam tentang anatomi, fisiologi, dan potensi komplikasi. Pelatihan harus bersifat multi-disiplin, melibatkan ahli bedah, insinyur biomedis, dan etikus.

Kedua, IDI harus memimpin diskusi dan penyusunan pedoman etika khusus untuk bedah robotik. Pedoman ini harus mencakup aspek informed consent pasien (penjelasan yang transparan mengenai peran robot dalam prosedur), akuntabilitas jika terjadi kesalahan, serta batasan-batasan penggunaan teknologi robotik. Penting juga untuk menyoroti perlunya interaksi manusia-ke-manusia yang tetap kuat antara dokter dan pasien, meskipun operasi dilakukan dengan bantuan robot.

Ketiga, IDI perlu mendorong penelitian dan pengembangan dalam bidang bedah robotik di Indonesia, termasuk studi tentang keamanan, efektivitas, dan aspek sosial-ekonomi teknologi ini. Dengan langkah-langkah proaktif ini, IDI dapat memastikan bahwa kemajuan bedah robotik di Indonesia berjalan seiring dengan persiapan dokter yang mumpuni dan praktik etis yang terjaga, demi keselamatan dan kesejahteraan pasien.